Blasius Mau Bere

Judul Buku          : MAULWI SALAEN: PENJAGA  TERAKHIR SOEKARNOPenulis                : Asvi Warman Adam, Bonni Triyana, Hendri F.Isnaeni, M.F.Mukthi.
KMN                    : 20205140013
Soft Cover           : Edisi
Penerbit              :  Penerbit Buku Kompas
Tgl Penerbitan    : 27 Januari 2014
Harga                  : Rp.61.000
Bahasa                : Indonesia
ISBN                    : 9789797097912
Berat                    : 342 gram

Marhaen, Jakarta - Jakarta,18 Maret 1966,Sekitar air mamcur di mulut Jalan Medan Merdeka Barat,Jakarta.Presiden bertanya “Katanya tadi sudah beres,kok begini ?”Tidak ada jawaban.Beberapa Pasukan RPKAD berada di pinggir jalan.Pengawalan terdiri dari empat jip terbuka,dua didepan dan dua dibelakang mobil presiden( Soekarno ).Para pengawal melompat dari jip dan memposisikan diri disekitar mobil ptesiden.Pasukan RPKAD mengokang senjata.Maulwi Saelan loncat dari mobil dan bergerak ke arah pasukan RPKAD sambil berteriak, “Jangan tembak,jangan tembak,jangan tembak...”
 

Pengamanan Presiden sudah jadi persoalan sejak indonesia merdeka,17 Agustus 1945.Awalnya pengamanan dirasa cukup dilakukan beberapa polisi yang tergabung dalam  Pasukan Pengawal Pribadi Presiden.Namun setelah terjadi rangkaian percobaan pembunuhan Presiden Soekarno,dimulai dengan isiden penggranatan di cikini,1957,dibentuklah Tjakrabirawa pada 1962.Letnan Kolonel Maulwi Saelan,yang ketika itu bertugas di makassar,ditunjuk sebagai kepala staf,dan selanjutnya menjadi wakil Komandan Tjakrabirawa.
 

Posisi inilah yang membuat Maulwi Saelan berada di samping atau didekat Bung Karno saat-saat kritis dalam masa peralihan kekuasaan,1965-1966.Ia pun berada di istana pada tanggal 4 Agustus 1965,ketika Bung Karno diserang stroke ringan,meski kemudian dapat pulih kembali.
 

Buku ini tak hanya bercerita tentang pengalaman Maulwi Saelan sebagai penjaga fisik Soekarno,sejarahwan Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana,Henri F.Isnaeni dan MF.Mukthi juga menuturkan semangat perjuangan Maulwi Saelan sedari remaja untuk membela Tanah Air,sebagai penjaga Republik,juga penjaga  Presiden agar terluput dari fitnah sejarah yang dilontarkan rezim penguasa Orde Baru.
 

Buku yang ditulis oleh  sejarawan ini meluruskan sejarah, khususnya tentang Bung Karno,  dalam buku ini banyak diceritakan bahwa Bung Karno tiak terlibat dalam gerakan 30 september 1965. Sebab Maulwi bukan hanya penjaga keamanan Soekarno melainkan penjaga fisik Bung Karno.    Sehingga ia banyak mengetahui tentang bung Karno.  Buku ini sangat penting di baca oleh masyrakat Indonesia , khsusunya mahasiswa, sebab dengan memahami  rakyat Indonesia bisa mendorong bangsa ke arah yang lebih baik.