Vildorius Rato

ilustrasi Korban asap ,Sumber : beritasatu
Marhaen, Jakarta-Lebih dari dua bulan, Pekanbaru diselimuti kabut
asap. Minimnya perhatian pemerintah pusat,untuk menyediakan pasokan
oksigen sehingga korban terus berjatuhan akibat  kekurangan
oksigen.


Seorang supir metro mini Ridwan (40) menilai pemerintah pusat harus turun tangan dalam menanggulangi asap di Pekan Baru karena akan susah jika hanya mengandalkan pemerintah daerah setempat .

"Kalau andalkan bantuan pemerintah setempat mah susah mas. Orang
mereka sendiri juga kena dampak dari kabut asap kok. Jelas butuh
bantuan dari pemerintah pusatlah" ujar Ridwan(40) salah seorang sopir
metro mini, Rabu,(21/10/2015).

Seperti yang diketahui perkembangan terkahir tentang korban kabut
asap, adalah meninggalnya seorang bocah berusia 9 tahun Ramadan Lutfi
pada pukul 03.00 dini hari tadi. Kekurangan oksigen menjadi penyebab
utama bocah tersebut kehilangan nyawa.

Lutfi sempat mendapat perawatan medis di RS Santa Maria, Pekanbaru.
Orang tuanya menduga, kepergian anaknya untuk selamanya karena terkait
kabut asap.
Dikutip dari detik news , Heriwira (45) ayah dari bocah tersebut menceritakan, Lutfi yang
merupakan anak sulung dari tiga bersaudara  tidak memiliki riwayat
penyakit paru-paru. Kalau pun sakit, selama ini hanya sekadar demam,
dikutip dari detik news

"Kalau dikasih duit juga mereka mau beli dimana oksigennya? Penjualnya
aja butuh juga. Kirimin aja oksigen yang banyak, itu malah lebiha
bagus" tutup Ridwan.