Maharani Putri - MarhaenPress

(Foto : Suasana Diskusi Bicara Literasi Pancasila Bersama Wakil Rakyat / Azmi Syahputra)

Marhaen, Jakarta – Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dalam rangka Pekan Pancasila menggelar acara Bicara Literasi Pancasila Bersama Wakil Rakyat dengan tema “SDM Kita & Pancasila” pada hari Jum’at (02/06/17) di Ruang Presentasi Perpustakaan Gedung MPR RI, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Acara tersebut diisi oleh pembicara diantaranya Anggota DPR RI / DPD RI, Anggota Lembaga Pengkajian MPR RI, Mike Malaon (Daya Dimensi Indonesia), Deddy Kresna Utama (Institut  STIAMI), Mathilda W Birowo (Akademi Televisi Indosiar), serta Azmi Syahputra (Universitas Bung Karno) dengan pembawa acara Soeradi (Koran Jakarta).

Azmi Syahputra selaku salah satu pembicara mengatakan bahwa Pancasila harus menjadi auto regulator excellent.

“Pancasila adalah falsafah hidup bangsa dan falsafah etika bagi persatuan nation Indonesia, Pancasila harus jadi  auto regulator excellent bagi watak dan karakter setiap warga negara Indonesia,”  Ujar Azmi Syahputra dosen Fakultas Hukum Universitas Bung Karno (03/06) 

Ia menuturkan bahwa Pancasila adalah auto regulator yang excellent yang di ciptakan oleh  founding father setelah prinsip prinsip dasar diangkat dan ditemukan dari nilai nilai yang hakiki dan Transdental dan diusulkan oleh Bung Karno yang sudah sejak semula dilihat para pejuang Kemerdekaan dilihat sebagai Primus Interparis.

Lebih lanjut Azmi juga mengatakan bahwa masalahnya kini generasi muda yang melupakan atau tidak mengetahui sejarah.

“Filsafat pancasila sangat dalam dan tepat melihat kepulauan bekas jajahan Belanda baik asal usul, budaya yang heterogen maka Pancasilalah yang menjadi titik temu pemersatu. Masalahnya pada generasi muda yang kini melupakan atau tidak  tau sejarah panjang bangsa sehingga banyak generasi muda kekinian terbuai dengan HAM individualis,  padahal di Eropa sekarang sudah dapat dilihat dalam konteks nasionalis jadi seharusnya yang dikemukakan oleh generasi muda adalah Indonesia First,” tambah Azmi pada saat dihubungi (03/06)

Disimpulkannya bahwa ikatannya bukanlah HAM tapi Pancasila agar Indonesia tidak pecah menjadi negara bagian,  dan dengan memaknai Pancasila lebih luas Pancasila dapat applicable untuk pergaulan perdamaian dunia. 

(MPH/MPH)