(foto: sejumlah anggota KASBI yang turun ke jalan dalam aksi solidaritas untuk Palestina/HH) 
Marhaen, Jakarta - Sejak keputusan Pemerintah Amerika Serikat melalui Presidenya Donal  J. Trump yang akan memindahkan Kedutaan besar (DUBES) Amerika Serikat untuk Israel di Jerusalem pada (6/12/2017) telah membuat kontroversi di seluruh dunia yang akhirnya menuju gelombang protes dan kecamaan dari masyarakat dunia, khususnya Indonesia.

Indonesia  sejak awal menentang penjajahan Israel atas Palestina, demikian pula kaum buruh Indonesia dengan cara menolak mengakui dan tidak berhubungan diplomatik dengan Israel. Kaum buruh yang tergabung dalam Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) yang turut serta di WTFU (Gabungan Serikat Buruh Dunia) sejak 1945 selalu mendukung perjuangan rakyat dan kaum buruh Palestina atas kemerdekaanya dan terbebas dari penjahan Israel yang di dukung oleh kaum imprealisme dunia untuk meraih untung sebesar-besarnya.

Kapitalisme, Imprealisme Musuh Rakyat, Bersama Kepalkan Tangan Hancurkan Lawan. Dunia Baru kan datang, bersama KASBI, kita Buruh Bersatu,” seru Massa Aksi KASBI yang memprotes kebijakan pemerintah Amerika yang mengklaim Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel, di depan DUBES Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, No.5, Gambir , Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2017).

Dengan bermodalkan mobil sound sytem dan spanduk  bertulisan “Freedom for Palestine: Palestine Not Alone, Imprealist Get Out” solidaritas untuk rakyat Palestina tidak sendiri melawan penjajahan. Massa aksi melakukan long march dan teatrikal dari kawasan Tugu Proklamsi, Menteng  menuju ke Dubes Amerika Serikat.

“Gurita adalah simbol kekuasaan Amerika yang bersifat mengikat dan mencekik manusia” kata Daryono, anggota KASBI yang melakukan teartikal “Gurita dan manusia”.
Teater yang di mainkan ini oleh enam orang berlatar belakang sedang di lilit oleh gurita besar yang memakai topi bendera Amerika Serikat.

Bung Nipi selaku kordinator aksi dalam orasi politiknya menambahkan “KASBI sebagai Serikat Buruh yang muda, berani dan militan menyuarakan suara-suara keadilan tidak hanya di kalangan buruh tetapi hari ini kita turun ke jalan menyatakan sikap bahwa semua dunia tahu ini adalah masalah pencaplokan tanah, pencaplokan sumber daya alam. Penjajahan Israel atas Palestinab ukan hanya konflik agama semata, tetapi ini adalah perlawanan terhadap penjajahan sesuai ajaran Bung Karno dan Pembukaan UUD 1945,”

Dalam aksi yang berakhir pada pukul 18:00 ini, KASBI menyatakan 8 poin protesnya di Kedubes Amerika Serikat yaitu :
  1. Lawan Pengakuan Donal Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
  2. Mendukung penuh Negra Palestina yang merdeka dengan perbatasan tahun 1967 dan Yerussalem sebagai Ibu Kotanya.
  3. Penghentian pemukiman dan pemindahan semua pemukiman yang menyebarang perbatasaan setelah tahun 1967.
  4. Hancurkan tembok pemisah di Yerussalem.
  5. Semua pengungsi Palestina berhak kembali ke rumah mereka.
  6. Penghapusan segala bentuk pengusiran terhadap orang Palestina di tepi barat dan Gaza.
  7. Bebaskan tahanan Palestina dan tahanan politik lainnya dari penjara Israel.
  8. Tarik mundur pasukan Israel dari seluruh wilayah pendudukan 1967, termasuk tanah tinggi Golan dan wilayah Sheba di Libanon Selatan.
(HH/DA)