(Foto: Suasana acara Haul Bung Karno ke-48 di Aula Dr. Ir Soekarno UBK/HH)
Marhaen, Jakarta - Yayasan Pendidikan Sukarno (YPS) dan Universitas Bung Karno (UBK) memperingati Haul Bung Karno Ke-48 Tahun di Kampus UBK, Jalan Kimia, No. 20, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/6/2018).

Acara ini berlangsung khidmat dalam suasana kekeluargaan Idul Fitri 1439 H dan dihadiri  keluarga besar Bung Karno seperti Ibu Hj. Rachmawati Soekarnoputri, S.H sebagai Dewan Pendiri YPS, putra sulung Bung Karno Guruh Soekarnoputra, serta cucu dan cicit  Bung Karno, Rektor UBK Drs. Soenarto Sardiatmadja, MBA., MM, staff, dosen dan mahasiswa/i UBK turut memadati Aula Dr.Ir Sukarno.

Pada pembukaan acara, Drs. Soenarto Sardiatmadja memberikan sebuah laporan. Dalam laporanya ia mengucap puji syukur kepada Tuhan dan kehadiran Keluarga Besar Bung Karno serta Civitas Akademika UBK untuk bersama-sama memperingati Haul Bung Karno Ke-48 serta memaparkan hasil survey dan pemikiran-pemikiran Bung Karno terhadap kondisi Bangsa saat ini.


“Kondisi Bangsa saat ini sangat erat hubunganya dengan pemikiran beliau, bagaimana kondisi tentang ancaman terhadap Pancasila dan ancaman korupsi di Bangsa ini,” ujarnya saat memberikan laporan.

Beliau juga mengutip pendapat Bung Hatta ketika diwawancari oleh wartawan senior pada tahun 80-an, “Apa jasa paling besar Bung Karno untuk bangsa Indonesia? Lalu Bung Hatta menjawabnya Pancasila, diluar jasa-jasanya yang luar biasa, yang paling besar adalah Pancasila”. Kemudian Rektor Universitas Bung Karno menutup laporan acara dengan mengajak seluruh hadirin memberikan doa untuk Almarhum Dr. Ir. Sukarno.

Hj. Rachmawati Soekarnoputri, putri ke empat Bung Karno, memberikan pengantar tentang Haul Bung Karno kepada hadirin yang memadati Aula Dr.Ir Sukarno, Kamis (21/6).

“Kenapa pada tanggal 21 kita semua, terkusus YPS dan UBK selalu memperingati Haul Bung Karno? Istilah haul berasal dari tradisi di Jawa Timur yang artinya "mendak" atau memperingati wafatnya seorang yang ditokohkan,” jelasnya kepada hadirin acara.

Putri Sang Proklamator juga menceritakan latar belakang Haul Bung Karno pada  tanggal 21 Juni yang rutin digelar setiap tahunnya. Ia mengatakan bahwa UBK mempelopori bulan Juni sebagai bulanya Bung Karno.

“Karena dalam bulan Juni ada tiga acara besar yaitu, 1 Juni hari lahir  Pancasila, 6 Juni hari lahirnya Bung Karno, sekarang ini 21 Juni kita meperingati wafatnya Bung Karno,” ungkapnya.

Beliau juga menceritakan sejarah penempatan makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Bahwa keputusan tersebut karena keinginan dari Pemerintahan Orde Baru. Namun, saat keputusan itu keluar keluarga besar Bung Karno keberatan karena adanya amanah untuk dimakamkan di daerah Jawa Barat, yaitu kota Bogor, Batu Tulis tepatnya, sekarang dinamakan Istana Batu Tulis. Hingga akhirnya keluarga tidak bisa menolak keputusan pemerintah dan menerima Blitar sebagai tempat peristirahatan terakhir Bung Karno.

Pendiri YPS ini juga menjelaskan, "Di Blitar ada keluarga Bung Karno. Ibu Wardoyo, kalau saya biasa panggil Budeh. Memprakasai untuk setiap tahunya keluarga melakukan Haul di makam Blitar. Kemudian Pengurus Besar Nahdathul Ulama (PBNU), Mahbub Djunaidi meminta agar setiap peringatan Haul Bung karno terbuka untuk umum, karena menurut Pak Mahbub, Bung Karno Tokoh Besar dan banyak Kaum Nahdliyin dan Ulama di Jawa Timur ingin mengikuti Haul Bung Karno,"

“Saya mengambil prakasa ini, membuka Haul Bung Karno secara umum, bersama-sama kaum Nahdliyin, Ulama NU dan masyarakat diikut sertakan terus menerus sampai hari ini. Itulah sejarah prakasanya sampai hari ini kita lestarikan,” tuturnya.

Bagi beliau, Haul Bung Karno di Blitar sudah sangat merakyat, bukan milik keluarga, bukan punya satu partai tetapi, Haul Bung Karno punya semua golongan. Di sela-sela acara Ibu Rahmawati mendapatkan sebuah penghargaan dari Neno Warisman sebagai Tokoh Kebangsaan Konsisten dan Intigritas di Abad 21. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan biografi Sukarno dan Ikrar Setia Sukarno oleh Jeriko, Mahasiswa Fakultas Hukum UBK yakni:

Ikrar setia kepada Sukarno
1. Setia kepada Pancasila.
2. Setia kepada UUD 1945.
3. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
4. Setia kepada Bhineka Tunggal Ika.
5. Serta setia kepada Ajaran-ajaran Bung Karno.

Acara berlangsung selama dua jam dan ditutup dengan pembacaan surah Yasin dan Tahlil di pimpin langsung oleh Ustad Aminudin. (HH/DA)