Darwin Nasution 


Marhaen, Jakarta- Pemerintah Indonesia dan Tiongkok menyepakati kerjasama baru dalam bidang ekonomi. Kedua negara tersebut telah sepakat meningkatkan nilai perdagangan mencapai 150 miliar dolar AS pada tahun 2020.

"Target perdagangan bilateral senilai 150 miliar dolar AS per tahun, tahun 2020 targetnya mesti tercapai," kata Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, (29/03/15).

Kunjungan kerja Presiden ke Tiongkok antara lain membahas meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam bidang investasi, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan produk. Menurut Presiden, investasi di bidang power plan, transmisi, serta kereta api merupakan prioritas pembangunan yang harus segara terlaksana.

"Ini juga yang saya sampaikan. Saya minta hal yang konkret dan nyata, bukan sekedar MoU," ujarnya.

Menurut Presiden, kesepakatan itu saat ini masih dalam proses persetujuan bersama tentang nilai tukar mata uang.

Presiden juga berbicara tentang kebijakan bebas visa bagi kedua negara agar meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam bidang pariwisata. 
Berbicara dihadapan pemerintahan Tiongkok dan pengusaha, presiden juga meminta agar membuka penerbangan langsung ke tujuh kota dari Indonesia ke Tiongkok. Pemerintah juga meminta agar penerbangan Garuda Indonesia dan maskapai lain dari Indonesia ke kota-kota di Tiongkok.

"Itu hal-hal konkret yang dibicarakan dan kita berharap langsung bisa segera direalisasi," katanya. 

Presiden juga memerintahkan agar pekan depan tim pemerintah Indonesia bisa datang kembali untuk menindaklanjuti kesepakatan-kesepakatan itu.

Presiden didampingi Ibu Negara Iriana tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pukul 18.45 WIB setelah sebelumnya bertolak dari Singapura.


Selama sepekan lalu, Presiden melakukan kunjungan kerja ke Jepang dan Tiongkok. Menjelang akhir kunjungan, Presiden kemudian menyempatkan diri untuk menghadiri upacara penghormatan terakhir bagi mendiang Lee Kuan Yew di Singapura.