Yunita Sari


Marhaen , Jakarta -Sudah lebih dari dua bulan kabut asap  menyelimuti daerah Sumatera dan sekitarnya. Semua upaya telah dilakukan baik oleh masyarakat, pemerintah daerah , dan pemerintah pusat. Anak – anakpun ikut menjadi korban kabut asap tersebut. Kementrian Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak mengaku bertanggung jawab penuh atas masalah ini. Hal itu diungkapkan Menteri Perlindungan Perempuan dan Perlindungan anak Yohana Yambise di Jakarta , sabtu (10/10/2015)

“Anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan terkena dampak negatif dari kabut asap ini harus dijadikan fokus kita bersama. Karena sekolah diliburkan, maka saya meminta kepada orang tua untuk memastikan anaknya tetap berkegiatan dan mendapatkan hak pendidikan di rumah, dan sebisa mungkin meminimalisir waktu mereka untuk keluar rumah agar tidak banyak terpapar asap yang membahayakan kesehatan mereka,” ujar Mentri Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise

Beliau sangat terpukul melihat korban yang berjatuhan dari kalanggan anak-anak. Dan beliau juga berpesan bahwa konsidi rumah harus betul-betul diperhatikan agar cukup aman bagi kesehatan keluarga, terutama anak-anak.

Yohana Yambise menggatakan Bagi Anak-anak dan balita yang sekirannya membutuhkan perhatian khusus. Saya minta kepada pemerintah daerah setempat untuk mengevakuasi mereka ketempat penampungan anak-anak dan balita yang telah di siapkan berikut sarana (oksigen dan masker) dengan tenaga medisnya. 

"ini tentu hanya sementara, sembari berupaya mengatasi asap, kita juga harus memastikan bahwa anak-anak berada dalam lingkungan yang sehat dan aman. Termasuk anak-anak yang masih ada dalam kandungan, sang ibu pun harus mendapat fasilitas yang memadai agar tumbuh kembang janin bisa maksimal,”tambahnya

Beliau juga menegaskan bahwa keberadaan prasarana kesehatan amat penting dalam mengatasi dampak negarif asap. Keterjangkauan fasilitas kesehatan amat berperan penting dalam upaya mengatasi dampak negatif asap. Keterjangkauan fasilitas kesehtan baik dari sisi tempat maupun waktu perlu mendapatkan perhatian khusus, agar kapan pun masyarakat membutuhkan tenaga kerja medis tersedia dan siaga membantu.


“Saya terus memantau tim di lapangan untuk mengidentifikasikan permasalahan juga kebutuhan korban, sambil juga terus berkoordinasi dan berjejaring dengan Badan Perlindungan Perempuan da Pemerintah setempat untuk selalu mengupayan yang terbaik bagi semua korban asap, utamanya bagi perempuan dan anak. Saya juga sangat mengapresiasi berbagai gerakan masyarakat yang yang timbul untuk bersama menggatasi asap ini. " tegasnya

"Bencana asap ini harus menjadi momentum kebersamaan masyarakat untuk berempati dengan saudara-saudara kita di Sumatra. Semua demi masa depan anak-anak di sana sebagai investasi berharga bagi bangsa Indonesia kedepan,”  tutup Mentri asal papua itu.