(Sumber google)

Mungkin kau tak mengenalku, tapi aku kenal siapa kau..
Tubuhmu yang tak cukup besar..
namun pantang bagimu,
Untuk tunduk, pada para pembesar..
Kuharap, disana kau tak menangis..
Melihat keadilan yang semakin terkikis...
Kau bisa kalahkan mereka dengan taktik..
Tapi mereka melawanmu dengan arsenik...
Kau adalah simbol perlawanan, bagi tunduknya keadilan..
Keberanianmu, meruntuhkan angkuhnya tembok istana..
Membuat riuh suasana, serta hati para penguasa..
Kecemasan datang dari meja kekuasaan...
Mengabaikan keadilan, demi alasan kedamaian..
Para pelaku masih aman berseliweran..
Dan, sesekali bersembunyi pada ketiak kekuasaan..
Cak.. kami masih akan terus berjalan bak seorang gerilyawan..
Untuk mencari kebenaran yang terkubur tanpa batu nisan..
Tak peduli senapan, diculik, atau bahkan dihilangkan..
nyali dan optimis mengalir deras untuk sesama..
Demi kalimat “tegaknya HAM di indonesia”.

Oleh : Chaerul Anwar