(Sumber foto google)

Dita dan Thalia adalah sepasang sahabat. Mereka sudah bersahabat sejak SMP. Dari dulu, mereka selalu satu sekolahan hingga kini berada di satu universitas yang sama. Iya, universitas yang mereka cita-citakan sejak dulu. Akan tetapi mereka dipisahkan karna jurusan. Dita yg memilih jurusan Ilmu Komunikasi, sementara Thalia memilih jurusan Psikologi. Meskipun beda jurusan, keduanya tetap saling berbagi cerita setiap akhir pekan. Mereka selalu menghabiskan waktu ketika tidak ada jadwal kuliah. Dita adalah tipe orang yang asik dan bawel. Sementara Thalia adalah tipe orang yang pendiam namun baik hatinya.

Seiring berjalannya waktu, Dita dan Thalia sudah jarang bertemu dikarenakan jadwal kuliah yang semakin padat. Namun hal itu tidak menjadi penghalang buat mereka  untuk saling berkomunikasi atau berbagi cerita. Karena di era modern ini sudah banyak alat yang dapat membantu kita berkomunikasi dengan jarak cukup jauh. Seperti yang di lakukan oleh kedua sahabat ini, mereka masih saling bertukar cerita dengan menggunakan whatsapp. Di satu kesempatan saat mereka lagi chattingan Thalia sempat curhat bahwa saat ini ada seorang pria yang sedang memikat hatinya. Ia bercerita bahwa pria tersebut adalah temen satu jurusan Dita. Akan tetapi Thalia tidak begitu menceritakan secara detail. Yang pasti ia hanya bercerita bahwa saat ini  ia sedang jatuh cinta dengan seseorang.

Saat Dita mengetahui hal itu, ia langsung kepo tak henti-hentinya kepada Thalia. Jiwa kekepoan Dita bertambah 180 derajat saat ia bertanya dan Thalia hanya membalas dengan emoticon malu-malu. Kemudian Thalia langsung mengganti topik dengan pengisian KRS. Malam pun semakin larut, akhirnya mereka berdua menyudahi chattingan dengan goodnight.

Hari ke hari, bulan ke bulan, bahkan semester baru sudah berganti. Dita dan Thalia sudah melewati semester 1, dan sekarang sudah memasuki semester 2. Biasanya mereka selalu menyisihkan waktu seminggu sekali hanya untuk bertemu, namun saat ini sudah berganti menjadi dua minggu sekali. Bahkan, terkadang  mereka bertemu tiga minggu sekali. Iya, kenapa tidak?! Mereka semakin sibuk dengan urusan kuliah masing-masing. Ditambah jadwal praktek yang kian hari makin mempersempit waktu mereka untuk bertemu. Thalia yang dijuluki "anak kampus" banget oleh teman-temannya memang memiliki banyak kegiatan diluar jadwal kuliah. Meskipun pendiam, tetapi Thalia dikenal aktif  mengikut berbagai macam organisasi kampus atau biasa di sebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti Tari, Teater, dan UKM  lainnya. Karna bagi Thalia mengikuti kegiatan seperti itu nantinnya sangat berguna untuk masa depannya kelak.

Sementara Dita, hanya menghabiskan waktu dengan menjadi anak kupu-kupu. Yaitu "Kuliah-Pulang Kuliah-Pulang." Dita yang tidak begitu tertarik dengan dunia kampus ini pada akhirnya lebih memilih nongkrong setelah pulang kampus. Menurut Dita, lebih asik nongkrong diluar kampus.

Semester 2 pun hampir berlalu, Dita yang sudah lama tidak bertukar cerita dengan Thalia akhirnya menelpon Thalia, akan tetapi Dita merasakan ada hal yang aneh. Thalia yang terkenal pendiam, baik, ramah malah membalas telpon Dita dengan nada tergesa-gesa dan langsung mematikan  telpon Dita tanpa alasan.

Dita pun binggung dan sedih. Thalia yang biasanya care, perhatian, baik, ramah bahkan tidak suka berbicara tergesa-gesa sekarang tampak berubah. Tapi Dita tetap berpikir positif dan mengira Thalia sedang sibuk tidak mau diganggu. Minggu ke minggu sudah berlalu semenjak telponan kemaren. Dita yang ingin sekali bertemu Thalia akhirnya memutuskan untuk ke Fakultas Thalia. Fakultas Psikologi. Dari Fakultas Ilmu Komunikasi ke Fakultas Psikologi jaraknya lumayan jauh. Selang beberapa menit Dita pun sampai di tempat Thalia dan akhirnya merekapun bertemu.

Namun, pertemuan itu sangat singkat. Dikarenakan  Thalia begitu sibuk. Dita pun langsung balik arah lalu pulang. Beberapa hari setelah kejadian itu, Thalia menelpon Dita lalu meminta maaf kepada Dita karna sudah berubah tidak seperti biasanya. Dita pun memakluminnya. Setelah itu mereka mulai berbincang santai ditelpon. Thalia tiba-tiba bilang kalau dia sedang dekat dengan pria yang pernah disukainya waktu semester 1.

Iya, pria yang tak lain tak bukan adalah temen satu jurusan Dita. Namanya, Randi. Randi adalah salah satu cowo terkeren di jurusan Dita. Selain jago basket, Randi juga jago main gitar. Tidak hanya temen satu jurusan, Randi juga teman dekat Dita, yaa bisa dibilang sahabat. Dita tau sekali watak Randi seperti apa dan sebaliknya. Menurut Dita. Randi adalah salah satu sahabat terbaiknya  sama seperti Thalia. Semenjak Thalia sibuk dengan urursannya, Randi lah yang menjadi pengganti Thalia dalam hidup Dita untuk berbagi cerita.

Mendengar Thalia dekat dengan Randi, Dita cukup terkejut karena menurutnya Randi adalah tipe pria yang sangat cuek terhadap wanita meskipun yaa Dita mengakui bahwa Randi itu tampan dan memiliki banyak penggemar. Begitupun dengan Thalia ia juga tipe wanita yang cukup cuek dengan pria dan terkenal cantik dan ramah.

Mendengar kedua sahabatnya saling berhubungan Dita sangat senang dan ia sangat mendukung hubungan mereka karena, Dita percaya seutuhnya kalau Randi adalah pria baik-baik yang cocok buat Thalia dan bisa menjaganya. Mendengar ucapan Dita itu ditelpon, Thalia akhirnya lega dan sangat gembira hingga tanpa sadar ia berteriak riang, seakan-akan berasa di wahana dufan. hihihih 

Selang beberapa jam kemudian percakapan kedua sahabat ini pun berakhir dengan pertemuan Dita dan Thalia di Fakultas Thalia. Iya Thalia mengajak Dita untuk bertemu.

Keesokan harinya mereka janjian di sebuah taman, tepatnya di depan perpustakaan Fakultas Psikologi. Dita menunggu Thalia dengan membaca novel kesukaannya sambil ngemil snack yang berbau kentang. Iya Dita dijuluki, anak kentang dikampus. Anak kentang disini maksudnya dia gak suka makan nasi, melainkan ngemilin snack yang berbau kentang tiap harinya. Bahkan gantungan kunci tas nya aja gambar kentang. Pokoknya anak kentang banget deh...

Dua puluh menit berlalu, akhirnya Thaliapun tiba. Dengan gaya tos ala-ala anak gaul. Saat Thalia mulai duduk, Dita langsung nyeletuk

“emang sih yaa, kalau sahabat mah sebanyak apapun masalahnya, pasti bakal berteman lagi. Namanya juga sahabat ya ga...” Ujar Dita ke Thalia sambil menepuk pundak Thalia.

Thalia pun tersipu malu, dan langsung memotong percakapan Dita dengan pembahasan Randi.

Thalia mengatakan bahwa ia dan Randi sudah dekat selama 3 bulan. Sudah lumayan lama, tapi Thalia baru menceritakan kepada Dita karena saat itu ia belum terlalu yakin dengan perasaannya sendiri.

Asik bercerita ditaman, kemudian selang beberapa menit tiba-tiba Randi datang menghampiri Thalia. Dan seketika Randi kaget, di waktu bersamaan juga ada Dita. Akhirnya mereka bertiga bercerita ditaman tiada henti hingga tak sadar matahari telah tenggelam. Mereka pun akhirnya menyudahi cerita dan kembali pulang kerumah masing-masing. Dita yang pulang sendiri naik ojek online, sementara Thalia di antarkan pulang oleh Randi.

Waktu terus berlalu, siang dan malam terus berganti. Kedeketan Randi dan Thalia tak bisa disembunyikan lagi. Randi akhirnya menembak Thalia dengan membawa sebatang mawar dan satu bungkus coklat. Thalia yang tersipu malu akhirnya menerima Randi dengan menggenggam tangan Randi. Dita yang menyaksikan kisah cinta mereka juga ikut bahagia.

Bulan ke bulan silih berganti. Hubungan Thalia dan Randi sudah menginjak usia 5 bulan. Namun, di bulan ke 5 ini Dita merasakan hal aneh dari Randi. Kenapa tidak, Randi yang selalu menganter jemput Thalia kini sudah tak lagi bisa. Randi yang akhir-akhir ini sibuk tidak lagi bisa bertemu dengan Thalia sesering dulu.

Thalia yang tidak terlalu memperhatikan perubahan Randi, hanya biasa saja. Tetapi temennya Dita selalu mengamati Randi. Pada waktu itu, Dita dan temen jurusannya pergi ke cafe untuk nongkrong. Tak sengaja Dita melihat Randi bermesraan dengan cewek lain. Dita pun langsung mengintip kepo dibelakang Randi, sambil pura-pura lewat membawa makanan. Randi tidak menyadari kalau Dita juga ada di cafe tersebut. Randi pun dengan santai membelai rambut si cewe itu sambil berucap "aku sayang kamu".

Dita pun kaget dan buru-buru duduk ke meja nya. Sambil gemeteran, Dita pun langsung meminum secangkir kopi. Teman-temannya pun kaget dan menanyakan keadaan Dita. Dita yang masih gemeteran langsung pamitan pulang duluan dan tidak jadi berlama-lama nongkrong di cafe tersebut.

Malam itu, Dita langsung menelpon Thalia dan memberitahu apa yang terjadi tadi siang. Akan tetapi, Thalia pun tidak percaya malah memaki maki Dita dan Thalia mengganggap kalo Dita telah menuduh Randi dan ingin menghancurkan hubungannya. Dita pun sedih karna Thalia temennya sendiri tidak mempercayainya.

Beberapa minggu pun berlalu setelah kejadian itu, Dita pun bertemu lagi dengan Randi. Tetapi pertemuan ini tidak di cafe melainkankan dikampus. Dita yang tadinya cuma mengantarkan sebuah berkas ke Fakultas Ekonomi. Malah bertemu Randi dengan cewek. Iya, cewek itu yang pernah ia lihat di cafe saat rambutnya di belai Randi.

Dita pun shock, lalu Dita lari buru-buru ingin memberitahu Thalia bahwa Randi sudah berselingkuh. Dita yang sampe di Fakultasnya Thalia dengan napas masih putus-putus berteriak ke Thalia kalau Randi cowo yang selama ini Thalia percaya malah berkhianat. Thalia yang mendengar ucapan Dita malah menampar pipi Dita dan langsung putar arah. Dita pun sedih, sampai kedua kalinya, sahabatnya itu tak juga mempercayainya.

Pertemanan Dita dan Thalia akhirnya berakhir, karna Dita yang sakit hati melihat tingkah Thalia yang makin hari makin tidak ada rasa percaya ke sahabatnya sendiri. Dita merasa kalo dunia pertemanan lebih kejam dari dunia percintaan. Bagaimana tidak, Thalia yang sudah lama ia kenal malah membela mati-matian pacarnya. Padahal kan pacarnya, selingkuh. Dita pun, akhirnya tidak memperdulikan lagi hubungan mereka. Bahkan Dita memutuskan untuk tidak lagi berteman dengan Thalia.

Tidak lama setelah itu, Thalia pun menyaksikan kejadian yang tak terduga didepan mata kepalanya sendiri. Iya, Thalia yang waktu itu membelikan pesanan adiknya ke restoran. Malah bertemu Randi dan cewek lain. Thalia pun shock, dan saat Thalia bertanya ke Randi didepan cewek itu, Randi malah tidak menganggap Thalia. Thalia pun langsung menangis dan meninggalkan restoran tersebut.

Saat tiba dirumah, Thalia langsung masuk ke kamar kemudian langsung menelpon Dita. Tetapi Dita sudah memblock nomor handphone Thalia di whatsapp. Thalia pun sedih, dan menyalahkan diri sendiri. Thalia merasa dia telah memperjuangkan cowo yang jelas-jelas tidak memperdulikannya bahkan dia juga tak dianggap. Tak hanya itu, Thalia yang rela mati-matian membela Randi malah pada akhirnya memusuhi Dita dan menganggap Dita pembohong.

Keesokan harinya, hari minggu. Thalia langsung kerumah Dita, dan Thalia memeluk erat Dita sambil menangis. Thalia mengaku salah telah menuduh Dita, bahkan Thalia juga rela gak punya sahabat demi pacar. Dita pun yang juga memeluk erat Thalia juga ikut menangis. Thalia pun menceritakan kejadian yang sama ketika Dita melihat Randi dan cewek lain.

Akhirnya persahabatan mereka kembali utuh dengan sebuah tangisan. Mereka berdua malah berjanji tidak akan punya pacar sampai wisuda kelak. Bagi mereka sayang ke pacar itu hanya bersifat sementara, tetapi sayang ke sahabat selamanya. Waktu pun berlalu sangat cepat. Dita dan Thalia kembali akrab seperti sebelum masuk kampus. Bahkan hampir tiap hari mereka bertemu dan pulang bersama.

TAMAT

Oleh : AZNI YEZA LAORA
5 September 2019