(Sumber google)

Akhirnya Kayla resmi masuk ke dalam anggota gengku. Meskipun Kayla beda jurusan, nampaknya Kayla senang berteman dengan teman-temanku. Akupun juga ikut senang. Beranggotakan tujuh orang membuat gengku semakin seru dengan berbagai cerita berbeda-beda yang dibagikan tiap hari oleh mereka. Setiap hari kami selalu berkumpul di kantin sepulang kuliah. Lebih tepatnya sih dipojokan kantin, disitu lengkap banget. Ada kursi panjang, dan meja. Disitulah kami menjadikan markas geng kami. Jadi siapa yang pulang lebih awal harus ijin ke semua anggota, baru boleh pulang.

Kegiatan rutin yang kami lakukan adalah selalu menunggu siapapun yang telat maupun yang pulang duluan dan itu sudah menjadi hal biasa. Tapi, pada suatu ketika Felia yang biasanya nongkrong lebih lama, selalu meninggalkan kita dan pulang duluan. Entah itu karna sudah dijemput atau karna sudah malas dengan nongkrong yang tidak berfaedah ini. Akhirnya disaat Felia sudah pulang kami menceritakan tentang nya dan kejelakannya bersama-sama.

Sesampai dirumah, aku memikirkan hal itu. Apa itu yang namanya teman, lalu menjelek-jelekkan temannya sendiri dari belakang dan itu kita anggap sebagai hal yang wajar?! Keeseokkan harinya, Felia pun kembali pulang duluan dan kami juga tak absen menceritakannya dari belakang. Bukan aku yang berperan aktif dalam menjelek-jelekkan Felia, tetapi beberapa orang temanku yang ada digeng itu. Kata-kata tidak senonohpun berkali-kali dilontarkan oleh teman-temanku kepada Felia. Terutama fisiknya, memang Felia adalah orang yang bisa dibilang orang berada, akan tetapi dia termasuk cewe yang kurang banget memperhatikan kebersihan pada gigi. Sehingga, beberapa teman-temanku pada jijik dari belakang dengan Felia.

Seketika, aku hanya membalas dengan senyuman apa yang menjadi cerita teman-temanku. Karna bagiku, aib orang tidak perlu diumbar jika aib sendiri juga takut diumbar. Kata-kata itu selalu ingat dalam pikiranku. Aku tidak mau menjelek-jelekkan oranglain, aku hanya takut suatu saat juga ada orang yang menjelek-jelekkan diriku.

Felia tidak akan tau cerita ini, karna semua orang pada menutup rapat mulutnya dan kembali bermanis-manis didepan Felia. Aku sebenarnya kasihan sama Felia. Tetapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kalo aku menceritakannya kepada Felia, bisa-bisa aku dimusuhi oleh mereka.

Felia orang yang cukup baik bagiku, karena dia sangat royal dan suka membantu temannya. Akan tetapi, pada satu ketika Felia tiba-tiba curhat kepadaku lewat whatshapp. Dia bercerita kalo ada yang aneh diantara kita. Akupun tetap berusaha menutup mulutku dan bercerita kalo ini salah paham dan semua masih baik-baik saja. Felia yang masih tidak percaya, justru menjelek-jelekkan Lia dan Indah. Akupun terdiam, dan baru sadar. Seketika aku berbisik dalam hati “tidak menjamin punya banyak teman yang bikin kita nyaman, buktinya dengan punya banyak teman belum tentu semua sepaham dengan kita”

BERSAMBUNG...  

Oleh : Azni Yeza Laora