(Foto: ilustrasi PEMIRA/gentapetra.com)

Marhaen, Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Raya (PEMIRA) Badan Eksekutif Mahasiswa - Fakultas Hukum (BEM FH) Universitas Bung Karno mengalami penundaan selama dua bulan terakhir. Romantika ini merupakan suatu bentuk implementasi demokrasi yang dinamis dalam gerakan mahasiswa di lingkup kampus. Senin (27/06/2022).

Pemilihan Raya (PEMIRA) mahasiswa merupakan sebuah mekanisme demokrasi kampus yang diselenggarakan di berbagai perguruan tinggi khususnya di Universitas Bung Karno (UBK) kali ini berbeda dari sebelumnya, dimana kegiatan tersebut pada 2021 dilangsungkan secara online dan transformasi tahun 2022 akan dilakukan offline melalui kebijakan Steering Committee yang sudah terbentuk di Bulan April.

Terkait persiapan itu sendiri, melewati perjalanan panjang karena beberapa hal menjadi suatu kendala. Maka, perlu segala ide, gagasan dan pikiran sehingga bisa menciptakan konsep yang konkrit melalui representasi nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaannya.

Awal mula aturan pemilihan calon kandidat akan dilakukan terlebih dahulu pada Musyawarah Besar (MUBES) dan setelah itu dilanjut ke PEMIRA. Tetapi, kemungkinan berbeda dengan tahun ini, sebab adanya pihak yang merasa keberatan serta diajukan kepada dekan untuk penundaan sementara waktu dalam konkretisasi.

Mengenai latar belakang generasi sebelumnya dan beberapa masalah yang terjadi, Puguh Aji Hari Setiawan selaku Dekan Fakultas Hukum menuturkan atas informasi yang diterima dari pihak tertentu belum bisa melaksanakan PEMIRA hingga saat ini karena adanya sejumlah kendala.

“Beberapa periode lalu pernah terjadi regenerasi pada BEM Fakultas Hukum yang lama terdapat kendala dimana tidak terjadi mengemban kembali di dalam suatu organisasi. Akhirnya, karena kewajiban maka pihak fakultas akan melakukan penundaan itu, maka dibuatlah konsep yang ditawarkan ke mahasiswa melalui pilihan Musyawarah Besar (MUBES) atau PEMIRA dan dari kami bertanggung jawab dalam memfasilitasi saja," pungkasnya.

Ketika proses pembentukan panitia dan sudah mengakomodir banyak pihak, kini diselesaikan secara baik-baik dengan berunding  dalam mengatasi beraneka ragam masalah dari berbagai elemen mahasiswa tersebut, seperti halnya kurang sepakat atas prosedur yang dibuat maupun tumpang tindih sebelum PEMIRA ini.  

Kemudian, mengenai ketiadaan Lembar Pertanggung Jawaban (LPJ) juga dibicarakan oleh pihak panitia. Nantinya, akan ditinjau saat PEMIRA yang pastinya untuk menyikapi hal tersebut telah membuat rencana rapat dengan pihak-pihak generasi sebelumnya. Walaupun berpengaruh negatif terhadap kepengurusan organisasi, namun jika terdapat LPJ ini bisa menjadi evaluasi kebijakan untuk kedepannya terkhusus para calon kandidat yang akan melanjutkan regenerasi.

“Lanjut lagi mengenai perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dari BEM sendiri itu belum nampak dari sekarang, dengan begitu Musyawarah Besar (MUBES) tidak terlaksana dan mengambil keputusan melalui PEMIRA dalam Surat Keputusan yang sudah terbit serta ditandatangani oleh Dekan Fakultas Hukum pada 24 Juni 2022,” ujarnya.

Sungguh disayangkan, penundaan ini dari berbagai pihak menganggap Musyawarah Besar (MUBES) bertepatan di bulan April lalu saat puasa yang dampaknya mengakibatkan perselisihan, tetapi kenyataan itu tergantung proporsi nilai masing-masing orang.

Hal tersebut selaras dengan yang dikatakan Hela Auriel selaku ketua pelaksana PEMIRA memaparkan bahwa pemangku kepentingan itu menjadi isu hangat yang dibicarakan. 

"Ada beberapa kendala lain juga bahwa mempercepat MUBES kali ini dengan alasan untuk memenangkan salah satu pihak dalam kandidat dan tanggapan dari saya sendiri padahal tidak seperti itu realita di lapangan," tutur Hela.

Untuk mencapai kesepakatan itu, sehingga  ketua pelaksana dan Dekan Fakultas Hukum melakukan koordinasi terkait PEMIRA ini selama pengunduran waktu dua bulan terakhir kemarin dalam melakukan proses sosialisasi pendaftaran untuk calon pemilih yang sedang diselenggarakan pada 27 Juni - 07 Juli 2022. 

Dengan waktu yang masih tersisa, Hela berharap Panitia Pelaksana dapat lebih mempersiapkan lagi dalam perencanaan kedepannya.

"Harapan saya, ini sebenarnya, saya selama menjalankan proses tanggung jawab selaku ketua pelaksana untuk PEMIRA nantinya bisa berjalan mulus dan tertib yang sudah dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga setelah pemilihan saat PEMIRA. Siapapun yang terpilih pemimpin di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FH tentunya harus lebih progresif dari tahun sebelumnya. Semoga hierarki ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses," tutupnya.



Penulis : Suandira Azra Badrianan

Editor : Devi Oktaviana