(Foto: ilustrasi ruang minimalis/idntimes.com)

Marhaen, Jakarta - Seni hidup minimalis, atau dapat disebut sebagai gaya hidup minimalis merupakan sebuah gaya hidup yang menggambarkan kehidupan tanpa keperluan berlebih terhadap suatu barang sehingga menimbulkan kesempitan ruang di rumah ataupun menyia-nyiakan uang untuk sesuatu yang tidak berguna.

Pada tahun 2015, Fumio Sasaki adalah seorang penulis buku Goodbye Things yang menceritakan kisah hidupnya yang berubah total dari seorang yang menerapkan gaya hidup maksimalis berpindah ke minimalis, karena ia merasakan kehampaan dari benda-benda yang dia beli dan simpan namun tidak digunakan.

Pengalaman Fumio menjelaskan bagaimana hidupnya penuh rasa negatif dengan gaya hidup maksimalisnya, perasaan ini membuatnya tidak nyaman hingga pada suatu titik Fumio memilih menjadi minimalis dengan meninggalkan gaya hidup maksimalisnya. Hal yang dilakukan Fumio dapat kita terapkan juga, berikut cara penerapan gaya hidup minimalis:

Kurasi barang tak terpakai

(Foto: gambar aktivitas decluttering/bali.tribunnews.com)

Tahap ini melibatkan seseorang bagaimana dia dapat memilah barang bekas, tak terpakai dan layak pakai. Kegiatan yang dilakukan adalah menyortir barang (decluttering)

Fokus pada kebutuhan

(Foto: ilustrasi memilih kebutuhan atau keinginan/kompasiana.com)

Seseorang biasanya akan mengikuti tren dan apa yang sedang aktual, tetapi kita harus lebih pandai membedakan perihal kebutuhan dan keinginan, fokuskan kepada kebutuhan yang mendesak dan bisa bertahan lama atau keperluan hidup sehari-hari.

Melakukan kegiatan bermanfaat

(Foto: ilustrasi melakukan kegiatan bermanfaat/nuansa.nusaputra.ac.id)

Beraktivitas di luar dapat mengubah perasaan negatif menjadi positif jika aktivitas yang dilakukan bermanfaat karena kemapanan tidak dilihat pada kebendaannya namun dibangun karena karakteristik, kemampuan, kecerdasan dan lainnya.

Gaya hidup minimalis ini memberikan bentuk ketenangan dan kenyamanan bagi pengamalnya, bentuk yang menenangkan merupakan hasil pembatasan perilaku yang mengarah untuk mengurangi aktivitas-aktivitas negatif dan memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

Kebebasan finansial

(Foto: ilustrasi kebebasan finansial/jagad.id)

Kesehatan secara finansial akan lebih terjaga dengan melihat kepentingan suatu materi dari fungsinya, bukan dari mana barang itu terlihat cantik ataupun sedang trendi saat-saat ini, melainkan mengutamakan aspek kapabilitas yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari.

Pengelolaan stres yang lebih baik

(Foto: ilustrasi pengelolaan stres/jendelaindonesia.id)

Pemanfaatan kepada kebutuhan membuat kita berpikir jernih dan tidak perlu memikirkan perasaan yang dapat menyakitkan hati, dengan pengelolaan stres yang lebih baik kita dapat melakukan banyak kegiatan yang lebih bermanfaat.

Kesempatan berbagi ke sesama

(Foto: ilustrasi berbagi ke sesama/lifestyle.kompas.com)

Mengingat bagaimana seseorang menaruh barang tak terpakai di gudang dan dalam jangka waktu tertentu akan dibuang, barang-barang tersebut dapat disedekahkan kepada sesama yang membutuhkan terhadap fungsionalitas barang sehingga menimbulkan afeksi dari orang lain kepada persona seseorang tersebut karena kebaikannya.

Seni hidup minimalis ini mengubah pandangan saat ini yang hanya berbasis materi serta dengan menerapkan gaya hidup minimalis, kita tidak perlu memusingkan hal seperti kerapihan.




Penulis : Muhammad Rizki

Editor : Bintang Prakasa