(Foto: cover buku Apakah Takdir Perempuan Sebagai Manusia Kelas Dua?/Salsa)

Judul Buku: Apakah Takdir Perempuan Sebagai Manusia Kelas Dua?

Pengarang: Evelyn Reed

Penerjemah: Sri Navirika Dewi

Penerbit: Penerbit Independen

Tahun terbit: 2020

ISBN: 978-623-93362-3-3

Tebal halaman: 120 Halaman

Buku ini ditulis untuk menunjukkan bahwa perempuan tidak ditakdirkan sebagai manusia kelas dua, takdir bahwa perempuan di bawah laki-laki adalah sesuatu yang palsu dan tidak ilmiah.

Teori rahim sebagai inferioritas pada perempuan dan dianggap tidak mampu mengembangkan bakat, otak dan budayanya. Berbanding terbalik dengan laki-laki dan otot yang mereka miliki, dianggap dapat berkembang kemampuan dan intelektualnya, hal tersebut adalah sebuah anggapan fiksi atau tidak ada dasar pengetahuannya. 

Dalam fenomena yang disebut sebagai “pejantan dominan” di mana dalam alam binatang, para pejantan saling bertarung untuk mendapatkan dominasi. Karena jantan adalah jenis kelamin bersifat petarung, maka sering digambarkan sebagai pelindung dari keluarganya serta otot sebagai lambang superioritas laki-laki hanyalah sebuah keunggulan belaka.

Pada akhirnya perempuan juga berhak menentukan untuk menerima atau tidaknya laki-laki tersebut dalam kehidupan mereka. Salah jika menganggap perempuan tidak berdaya dan tidak mandiri.

Pembagian kerja antar laki-laki dengan perempuan menjadi dasar dari “teori berburu”, umumnya digambarkan laki-laki sebagai pemburu dan perempuan sebagai pengumpul makanan. Hanya karena karakteristik laki-laki yang membuat mereka beradaptasi sebagai pemburu, bukan berarti bisa diambil sebuah kesimpulan di mana perempuan tidak mampu karena adanya cacat akibat adanya rahim.

Alhasil teori berburu dan teori rahim sebagai inferioritas sama tidak jelasnya, tetapi keduanya menyediakan dasar bahwa perempuan selalu menjadi manusia kelas dua.   

Beberapa ahli antropologi terpengaruh sehingga mereka membuat kesimpulan negatif bahwa perempuan memang selalu tertindas sepanjang sejarah umat manusia. 

Namun jika dilihat secara historis, tidak ada supremasi laki-laki diatas perempuan ataupun sebaliknya sebelum patriarki mengambil alih.  

Dalam masyarakat patriarki, susunan biologi perempuan menjadi dalil dasar untuk merampas kehidupan perempuan dalam lingkup sosial yang juga bertujuan untuk mempertahankan status perempuan sebagai “pelayan”.  

Kelebihan dalam buku ini adalah penulis menggunakan sebuah perumpamaan yang mudah untuk dimengerti dalam setiap peristiwa yang akan dijelaskan dalam buku ini, serta penulis juga menambahkan data valid dalam setiap gagasan yang dituliskan dalam buku. 

Karena penulis menggunakan teori sebagai dasar dari setiap gagasan, inilah yang menjadi salah satu kekurangan karena ada beberapa kosakata yang sulit dimengerti sehingga pembaca harus mencari tahu lagi arti dari kata tersebut. 

Buku ini sangat menarik untuk dibaca untuk merubah pemikiran bahwa perempuan tidak hanya di rumah mengurus anak dan melayani suami, perempuan juga bisa terjun ke dalam ruang sosial dan dapat membuat sebuah perubahan. 





Penulis : Salsabila Ananda Nurhaliza

Editor : Bintang Prakasa