(Foto: ilustrasi penggusuran/lbhyogyakarta.org)

Rumah, seharusnya jadi tempat berlindung

Justru menimbulkan rasa merundung

Seperti cakrawala ditutup mendung

Rumahku di segregasi dinding beton membusung


Orang-orang datang silih berganti

Dengan hasrat merayu, menyusuri, hingga intimidasi

Sungguh ironi bagi negeri ini

Seakan kami anak tiri bagi ibu pertiwi


Kami diusir tanpa ditanya

Dititah pergi bak hewan yang kehilangan belantara 

Nasib kami ternyata milik mereka

Sehingga telah ditentukan harga jualnya


Bukankah, setiap orang layak mendapatkan keamanan? 

Bukankah, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan?

Lantas, kenapa rumah kami tak selayaknya aman?

Alih-alih aman, malah menakutkan


Lima tahun lalu, seseorang datang menjual bualan

Katanya, tidak akan ada penggusuran

Tapi, nyatanya kami dilupakan

Sial, ketamakan selalu jadi tontonan





Penulis : Devi Oktaviana