(Foto: Gedung Fikom UBK/Salsabila)

Marhaen, Jakarta - Universitas Bung Karno (UBK) memiliki organisasi internal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai pembimbing, pengawas, serta pengarah kegiatan di tingkat fakultas. Ini menjadi pengecualian bagi Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) di mana BEM tersebut sudah tidak diaktifkan lagi.

Aktivitas terakhir dapat dilihat dari Instagram @fikomubk di tahun 2021, tetapi Dekan Fikom Alexius Ulan Bani menegaskan bahwa BEM Fikom sudah dinonaktifkan dengan kepengurusan terakhir tahun 2019. Sehingga sudah dapat dipastikan tidak akan ada mahasiswa yang bertindak mengatasnamakan BEM. 

“Secara resmi kita mengatakan tidak ada pengurus BEM Fikom, jadi kalau masih ada bawa-bawa Fikom, ditanya kamu siapa namanya, diangkat oleh siapa, sebagai apa, periode kapan, diangkat oleh siapa, surat keputusan pengangkatannya ada gak,” ujar Alexis saat diwawancarai di ruangannya. Selasa (04/06/2024).

Menurut Alexis, alasan utama dinonaktifkannya BEM Fikom adalah adanya campur tangan dari luar mahasiswa sehingga kegiatan yang berlangsung dinilai tidak sehat dan pemberhentian menjadi jalan satu-satunya. Jika ada kegiatan yang membutuhkan bantuan mahasiswa, pihak kampus yang akan memilih langsung dari mahasiswa aktif tanpa harus ada naungan dari BEM.

“Kalau mahasiswa ingin mengadakan seminar di sini kami izinkan, kita mau lihat mahasiswa itu punya daya untuk berkegiatan gak atau harus merasa diri sebagai BEM himpunan mahasiswa, kita pengen mahasiswa itu belajar sesuatu yang luar biasa,” tuturnya.

Pengajuan kembali untuk mengaktifkan BEM Fikom sudah pernah dilakukan, tetapi sangat disayangkan tidak mendapat persetujuan dari Ketua Program Studi (Kaprodi). Yuni Esterlita Malega salah satu mahasiswa Fikom UBK menyayangkan ketiadaan BEM Fikom, karena bagaimanapun mahasiswa membutuhkan wadah untuk bertukar pikiran.

“Menurutku sayang sekali, karena biar bagaimanapun kami mahasiswa butuh suatu wadah tempat bagaimana kita bisa bertukar pikiran, memberikan aspirasi, dan salah satu organisasi yang bisa menampung di fakultas itu kan harusnya ada BEM,” ungkap Yuni. Rabu (05/06/2024). 

Yuni juga mendukung pembentukan kembali BEM Fikom, dengan adanya keinginan untuk kembali aktif agar mahasiswa baru bisa merasakan adanya BEM. Serta menjadi jembatan agar tidak adanya jarak antar mahasiswa sehingga aspirasi dan menampung masalah yang sedang dihadapi mahasiswa untuk diwakilkan dan diberitahukan kepada Kaprodi atau Dekan.

“Jadi kalau keinginan untuk aktifin BEM saya sangat dukung dan pengen juga BEM aktif biar adek-adek yang baru masuk mereka juga bisa merasakan adanya BEM dan juga gaada jarak junior dan senior,” ujar Yuni. 





Penulis : Salsabila Ananda Nurhaliza

Editor : M. Zacki P. Nasution