
Hui, ia adalah seorang anak berumur 12 tahun yang tinggal di desa kenari, sebuah desa yang terkenal akan keindahan alamnya dan juga misterinya. Ia merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari sepasang orang tua yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
Di hari Minggu pagi yang cerah hui terbangun dari tidurnya, tepat pukul 7 pagi. Seperti biasa ketika bangun dia langsung menghampiri meja makan dan berkata “ibu… aku lapar, hari ini masak apa bu?”
Teriak hui dari meja makan, akan tetapi tidak ada yang merespon pertanyaannya tersebut, dengan raut kesal hui berjalan mengitari seisi rumah mencari keberadaan kedua orang tuanya. Begitu tiba di dapur, ibu meninggalkan secarik kertas yang di tempel di atas kulkas, ibu berpesan bahwasanya ibu, bapak, dan adiknya pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan.
Hui semakin kesal karena dia tidak diajak pergi kepasar dan ditinggal sendiri di rumah, selang beberapa saat ada 3 teman Hui yang menghampiri Hui ke rumahnya untuk mengajak bermain.
“Hui main yookk…” “Hui main yokkk….”
Seru Eci, merupakan teman masa kecil Hui, Eci datang bersama kedua temannya yang lain, yakni Abel dan Rita.
“Oi, tumben pagi-pagi udah nyamper, emang kita mau main kemana?”
Jawab Hui terhadap ketiga teman-temannya, kemudian rita mengajak ketiga temannya itu ke sebuah Gua ajaib yang konon katanya bisa membawa kita ke tempat yang paling kita inginkan.
“Gimana kalau kita ke gua yang berada di bawah lembah cinta? Kata teman aku di sana ada gua ajaib, yang bisa membawa kita ke tempat yang paling kita inginkan.”
Hui dan teman-teman yang lainya setuju, karena mereka juga penasaran akan kebenaran gosip tersebut. Hui pun meninggalkan rumah tanpa memberi pesan kepada orang tuanya, karena ia merasa kesal.
Jarak menuju gua ajaib bisa dibilang lumayan jauh, mereka harus melewati sungai dan lembah cinta untuk mencapai gua tersebut, setibanya di lokasi gua tak terasa matahari sudah berada tepat di atas kepala. “Aku capek banget, kita istirahat dulu ya, masuk guanya nanti aja,” Seru Abel yang tampak sangat kelelahan.
Saat mereka tiba di pintu masuk gua tercium bau melati yang sangat menyengat, aroma wangi menyerbak terbawa angin yang berhembus dari dalam gua. “Guys, kayaknya aku gamau masuk gua ini deh, aku takut guanya gelap banget, kalian aja ya yang masuk aku tunggu di luar aja,” Eci merasa ketakutan karena dia merasa ada yang tidak beres dari gua tersebut.
Di lain sisi, Hui dan Rita sangat bersemangat mereka sangat antusias ingin masuk ke dalam gua tersebut. “Eci penakut banget si, ayo temen-temen kita masuk ke dalam, sepertinya ada sesuatu yang indah di dalam gua ini, oh iya sebelum masuk kira-kira kita minta untuk dibawa ke tempat apa ya?” Seru Hui, dengan perasaan yang sangat menggebu-gebu.
Mereka pun berdiskusi dan sepakat bahwasannya mereka ingin meminta untuk dibawa ke taman hiburan di pusat kota, tetapi sekali lagi Eci merasa takut dan tidak ingin masuk ke dalam gua tersebut, Hui dengan sifatnya yang sombong mengejek Eci dan berkata “Kamu cemen banget si, kan kita udah jalan sejauh ini, masa gamau masuk ke dalam si? Ayo teman-teman kita masuk aja kita tinggalin Eci di sini, biarin diculik hantu.” Mendengar perkataan tersebut akhirnya Eci dengan terpaksa ikut masuk ke dalam gua tersebut.
Gua yang dari luar menghembuskan aroma wangi seketika berubah menjadi aroma busuk yang sangat menyengat ditambah dengan gelapnya gua. Perasaan semangat yang awalnya muncul berubah menjadi ketakutan.
“Kok gua-nya jadi keliatan makin serem ya, kita balik aja yuk….” Seru Rita yang awalnya semangat berubah menjadi ketakutan, akan tetapi Hui membantah dan berkata, “Ah kamu cemen banget si Rita, bisa jadi ini kita udah mau sampe ayo kita terus maju,” jawab Hui.
Mereka terus berjalan akan tetapi tiba-tiba mereka menemui jalan buntu dan tepat di ujung jalan buntu itu mereka melihat ada sesosok wanita tua yang sedang tertawa. “Hhhhh, kalian sudah termakan perangkapku wahai anak-anak nakal, sekarang kalian akan menjadi makanan ku,” Seru nenek yang berada di ujung gua.
Tanpa mereka sadar mereka sudah masuk ke dalam perangkap nenek sihir pemakan anak kecil yang menjadi legenda di Desa Kenari. Hui dan teman-temanya tidak bisa berbuat apa-apa, gua itu penuh akan trik sihir sehingga mereka tidak bisa keluar dari gua tersebut, alhasil mereka berempat menjadi santapan untuk nenek sihir.
Penulis : Persie Nur Ahmadin
0 Comments