Marhaen, Jakarta_Seratus tiga belas tahun yang lalu, Indonesia dihadiai kado emas yang sangat luar biasa, yang kemudian menjadi presiden Republik Indonesia (RI) pertama. bahkan dunia sangat mengagumi kepemimpinannya, saat menjadi presiden, ia berani menentang negara-negara luar untuk menguasai sumberdaya alam Indonesia, masih ingat dengan pidatonya yang mengatakan “Inggris kita linggis Amerika kita setrika” ? itu adalah pidato untuk membangkitkan semangat rakyat menantang eksploitasi alam yang dilakuan oleh asing. Dalam masa kepemimpinannya ia mengkonsepkan manifesto politik Indonesia, yaitu Trisakti berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial-budaya. selain itu, ia juga mempunyi ajaran yang dinamakan Marhaen yang perjuangannya mewakili kaum tani, karena ia menilai bahwa Indonesia adalah mayoritas masyarakat agraris, tidak sama seperti Eropa dan negara-negara lainnya yang industialisasi, dan kaum buruhnya disebut proletar.

Saat menjabat seabagi persiden, beberapa negara yang ada didunia mengikuti manufer politiknya, keluar dari Persatuan bangsa-bangsa (PBB) dan membentuk negara non blok. Ia juga dikenal sebagai orator, konseptor, aplikator, dan propgandais, dengan mendegar pidatonya, semangat rakyat akan memperjuangkan bangsa kalah itu kembali tarbakar dan bertambah kobaran semangatnya. 

Koesno Sosrodihardjo, itulah nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. namun, karena sakit-sakitan, saat berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. 

Dia dilahirkan saat terbit fajar,  tepat 6 juni 1901, saat Indonesia masih dalam kecamuk penjajahan kolonial Belanda. Dalam kepercayaan budaya Jawa orang yang lahir  saat terbit fajar adalah orang yang akan menjadi pemimpin. Itulah sebabnya Soekarno dikenal sebagai putra sang Fajar. Pada masa kecilnya, putra sag fajar suka menonton wayang dan bermain disungai bersama teman-temannya.

 Saat sekolah di Surabya Hoogere Burger School (HBS), ia tinggal dirumah kawan bapaknya, H.O.S. Tjokroaminoto, disinilah ia banyak bertemu denga pemimpin Sarekat Islam (SI) Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis.  Soekarno juga mulai aktif diorganisasi kepemudaan Tri Koro Dharmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.

Dilupakan Negara

Negara yang besar adalah Negara yang menghargai jasa para pahlawannya,  namun kenyataan itu terbalik, saat pucuk kekuasan politik di pimpin oleh kalangan militer, Soeharto pada 1967 sampai 1989. saat itulah cita-cita dari apa yang sudah dikonsepkan Seokarno Trisakti dan ajaran Marhaen, hilang bagaikan ditelan bumi.

Para pemodal-pemodal asing yang mengekploitasi sumberdaya alam mulai masuk ke Indonesia. bahkan negara membentuk badan hukum (Undang-undang Penanaman modal asing).

Neokolonialime, yang  saat kepemimpinan Seokarno ditentang oleh bangsa Indonesia, kini telah menjadi kawan dan saudara yang menjajah secara ekonomi dan politik. 


Selain itu, saat Soeharto menjadi presiden, Bung Karno diasingkan di penjara Suka miskin, ia dipisahkan dari rakyat yang ia dambakan  dan perjuangkan. Sangat sulit untuk menjenguk bung Karno. jangakan rakyat, keluarganyapun sangat sulit untuk menjenguk.

Ditambah lagi dengan stigma politik yang dijatuhkan kepada bung Karno, bahwa dalam keputusan MPR  XXXIII/MPRS/1967, menyatakan  Soekarno diberhentikan dari presiden karena terlibat dalam gerakan 30 september PKI.


keputusan itu adalah rekayasa agar masyarakat benar-benar jauh dari bung Karno. Bung Karno, memang telah mati secara fisik. namun, pikiran dan ajarannya masih tetap hidup sampai saat ini.

Selamat Ulang Tahun ke 113 bapak proklamator "bung Karno"