(Foto: cover buku The Pelican Brief/Zacki)

Judul Buku: The Pelican Brief


Pengarang: John Grisham


Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama


Tahun terbit: 1994


ISBN: 979-511-972-9


Tebal Halaman: 620 halaman

Buku ini menceritakan tentang kematian dua Hakim Agung, yaitu Abraham Rosenberg dan Glenn Jensen. Rosenberg beserta pelayannya mati tertembak di rumahnya sedangkan Jensen mati ditembak di sebuah bioskop oleh orang yang sama dengan yang membunuh Rosenberg. 

Kematian dari 2 hakim tersebut membuat seorang mahasiswi hukum dari Universitas Tulane, New Orleans tertarik untuk menyelidikinya. Mahasiswi tersebut bernama Darby Shaw. Darby sendiri mengumpulkan bukti-bukti dari pelaku pembunuhan kedua hakim tersebut dalam sebuah file bernama Pelican Brief.

Darby mencoba menunjukan hasil penyelidikannya tersebut kepada profesor hukum terkenal di universitasnya yang sekaligus kekasihnya, yaitu Thomas Callahan. Callahan cukup tertarik dengan apa yang dikerjakan oleh Darby dan ia berniat menunjukkan kepada temannya yang bekerja untuk Federal Bureau of Investigation (FBI).

Setelah menunjukan Pelican Brief kepada temannya yang bernama Verheek, Callahan terbunuh saat ingin pulang dari makan malamnya dengan Darby karena seseorang telah memasang bom di mobilnya. Darby yang melihat kekasihnya telah mati, shock dan berhasil kabur. Setelah kejadian tersebut banyak orang-orang mencurigakan yang mengikuti Darby sehingga ia harus menyelinap dan melarikan diri untuk tinggal di hotel sementara. 

Ia mencoba menelpon Verheek untuk meminta bantuan atas kejadian yang menimpanya, Verheek pun bersedia membantu Darby dan mereka berjanji akan bertemu. Akan tetapi, setelah menutup teleponnya, Verheek ditembak oleh orang yang sama dengan yang membunuh kedua hakim sebelumnya. 

Pembunuh tersebut bernama Khamel yang merupakan seorang teroris terkenal di Amerika Serikat. Setelah mendengar percakapan antara Verheek dan Darby, Khamel menyamar menggantikan Verheek untuk membunuh Darby. Setelah Darby menemukan Khamel yang ia kira adalah Verheek, Darby mengajaknya untuk bicara di suatu tempat. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Khamel untuk membunuh Darby. Namun nahas, sebelum menarik pelatuknya Khamel tewas ditembak orang misterius yang menghilang begitu saja.

Di Washington DC, seseorang yang mengatakan dirinya bernama Garcia menghubungi seorang reporter terkenal, yaitu Gray Grantham. Garcia mengatakan ia mempunyai informasi mengenai kematian dua hakim agung tersebut yang seharusnya tidak boleh ia lihat.

Darby kemudian juga menghubungi Grantham, mengatakan bahwa ia mengetahui siapa pembunuh dari kedua hakim tersebut. Namun, ia meminta Grantham membantunya melarikan diri dari pria yang mengejarnya di daerah New Orleans. Grantham yang penasaran menemui Darby di sebuah hotel tempat ia menetap sementara, Darby menjelaskan dalang dibalik pembunuhan kedua hakim tersebut adalah Victor Mattiece. Seorang pengusaha minyak kaya yang terlibat dalam kasus lingkungan dimana kasus tersebut rencananya akan dibawa ke Mahkamah Agung dan ia juga diduga memiliki hubungan bisnis dengan Presiden.

Nama pelican sendiri Darby ambil karena Mattiece mencari minyak dengan mengebor tanah rawa di Louisiana. Sayangnya, rawa tersebut merupakan habitat dari spesies pelican yang terancam punah oleh karena itu nama tersebut dipilih Darby. Mattiece kemudian menyewa Khamel untuk membunuh kedua hakim tersebut karena mereka merupakan orang yang peduli terhadap lingkungan. 

Setelah itu Presiden akan menunjuk dua hakim baru, di mana hal itu dilakukan agar dapat mengunggulkan Mattiece dalam persidangan. Presiden kemudian menemui dan meyakinkan Kepala FBI, Voyles untuk berhenti menyelidiki The Pelican Brief karena takut jika hal tersebut tersebar akan merusak citranya sebagai Presiden. Presiden akhirnya mengancam jika Voyles tetap melanjutkan penyelidikannya, maka jabatannya akan dilepas. 

Darby dan Grantham mencoba mencari Garcia yang tiba-tiba tidak menghubungi Grantham lagi setelah terakhir kali ia menelponnya. Mereka menemukan nama asli dan letak dimana Garcia bekerja, yaitu di sebuah firma hukum. Tanpa diketahui ternyata firma hukum tersebut bekerja dibawah Mattiece. Saat mereka menanyakan Charles Morgan yang merupakan nama asli dari Garcia kepada resepsionis, ia mengatakan bahwa Morgan telah meninggal 2 minggu yang lalu.

Akan tetapi, Morgan meninggalkan bukti video kejahatan dari Mattiece di sebuah brankas bank. Darby dan Grantham menyerahkan video tersebut kepada Keen yang merupakan Pemimpin Redaksi dari media The Washington Post. Pihak FBI yang mendengar hal itu kemudian menemui Darby untuk dimasukan ke dalam program perlindungan saksi demi memverifikasi cerita tersebut. 

Grantham akhirnya menulis berita mengenai kejahatan Mattiece, Presiden dan komplotannya beserta bukti-bukti yang mereka telah temukan. Voyles, sang Kepala FBI sangat gembira melihat bukti-bukti kejahatan Mattiece yang telah diterbitkan serta mundurnya Presiden dari jabatan saat melihat koran. Darby akhirnya tinggal di sebuah pulau terpencil di Kepulauan Karibia dan Grantham pun ikut menetap setidaknya selama sebulan di sana. 

Kelebihan dari buku ini adalah John Grisham berhasil menggabungkan unsur hukum, politik serta misteri dalam buku ini. Dalam buku ini juga digambarkan betapa beratnya seorang reporter dalam menguak kebusukan para pemimpin di negeri ini. 

Buku ini juga memiliki kekurangan seperti pembahasan mengenai hukum dalam buku ini terlalu rumit, di mana ini sedikit menyulitkan pembaca yang tidak terlalu akrab dengan bidang hukum kesulitan untuk memahami buku ini. 

Terlepas dari kekurangannya buku ini tetap sangat menarik untuk dibaca. Kegigihan dari perjuangan Darby dan Grantham untuk menguak kejahatan yang terjadi di negaranya adalah salah satu faktor utama mengapa buku tersebut sangat direkomendasikan untuk dibaca. 




Penulis : M. Zacki P. Nasution

Editor : Bintang Prakasa