Marhaen, Jakarta - Saat ini perkembangan teknologi sangatlah pesat. Dari perkembangan teknologi tersebut banyak bermunculan hal baru yang kemudian menjadi suatu kebiasaan di masyarakat. Salah satunya adalah metode pembayaran non-tunai atau biasa dikenal dengan cashless.
Cashless sendiri digemari oleh masyarakat karena kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi. Hal itu dapat dilihat di mana kita hanya perlu mengeluarkan kartu atau bisa dilakukan dengan cara scan barcode yang telah disediakan oleh sang penjual sehingga konsumen tak perlu repot-repot mengeluarkan uang tunai mereka.
Metode cashless mengalami peningkatan menurut studi Visa, melalui In-app Payment (pembayaran melalui aplikasi) melesat dari 45℅ pada 2021 menjadi sekitar 80% pada 2022 lalu. Sedangkan QR payment naik dari angka 50% pada tahun 2021 menjadi 62% di tahun 2022. Di lain sisi penggunaan uang tunai kini mengalami penurunan yang mana pada tahun 2021 menyentuh angka 87% menjadi 84% di tahun 2022. Terdapat banyak alasan mengapa cashless digemari oleh masyarakat saat ini:
1. Banyak promo menarik
Salah satu penyebab metode cashless marak digunakan ialah sering menghadirkan promo menarik yang ditawarkan kepada penggunanya, mulai dari discount hingga cashback. Terlebih lagi saat menggunakan dompet digital atau e-wallet dalam melakukan transaksi melalui aplikasi (in-app payment).
2. Mengurangi risiko pencurian
Tak hanya itu pembayaran cashless dinilai jauh lebih aman dibandingkan dengan menggunakan uang tunai. Risiko kehilangan dompet atau kecopetan tidak lagi menjadi sebuah ketakutan.
3. Lebih mudah dalam mengatur pengeluaran
Dengan menggunakan metode cashless kita akan mengetahui transaksi yang kita lakukan beberapa waktu yang lalu. Hal ini karena setiap transaksi apapun akan tercatat dengan benar pada sistemnya sehingga kita bisa lebih mudah mengatur keuangan dengan hanya melihat riwayat transaksi.
4. Tidak memerlukan kembalian
Sering kali dalam bertransaksi menggunakan uang tunai kita pasti mengalami kesulitan ketika tidak ada kembalian. Menggunakan metode cashless kita memikirkan uang kembalian karena kita hanya cukup membayarkan sesuai dengan apa yang harus dibayarkan.
Meningkatnya metode cashless juga membawa dampak positif terhadap perekonomian nasional. Metode cashless membuat percepatan pada perputaran sirkulasi uang di Indonesia, yang mana hal tersebut membuat perkembangan pada sektor usaha. Di tahun 2019 Bank Indonesia (BI) bahkan telah menyepakati 12 transaksi non-tunai, termasuk diantaranya ialah QR Indonesia Standard (QRIS).
Meski begitu, penggunaan metode cashless juga masih memiliki kekurangan di dalamnya. Kekurangan tersebut bahkan ada yang menimbulkan efek negatif bagi jika terlalu sering menggunakannya. Beberapa diantaranya ialah:
1. Menjadi pribadi yang boros
Salah satunya ialah terlalu sering menggunakan Paylater. Hal itu sendiri tak jauh berbeda dengan kartu kredit. Hal inilah yang sering sekali diremehkan oleh banyak orang karena terlalu sering menggunakan Paylater akan membuat orang selalu ingin membeli banyak hal, tetapi tidak memikirkan bagaimana mereka membayarnya di akhir bulan.
2. Membutuhkan pemahaman teknologi
Kekurangan lainnya ialah metode cashless seringkali dianggap rumit oleh sebagian orang. Orang yang lebih berumur membutuhkan waktu untuk memahaminya dibandingkan anak muda saat ini. Meskipun sebenarnya hal tersebut tidak serumit yang dipikirkan.
3. Masih terbatas penggunanya
Penggunaan cashless sendiri tidak bisa digunakan di semua tempat. Masih banyak tempat yang lebih memilih masih menggunakan pembayaran tunai. Hal itu juga berkaitan dengan poin sebelumnya di mana kebanyakan orang masih belum memahami penggunaan teknologi tersebut.
Sebaiknya cashless dapat digunakan dengan bijak. Mengingat cashless bisa saja membuat kita menjadi pribadi yang lebih boros, kita perlu menahan diri untuk tidak tergiur membeli suatu hal yang bahkan sebenarnya kita tidak terlalu butuhkan. Cashless akan benar-benar menjadi suatu metode yang mempermudah aktivitas kita sehari-hari jika dipergunakan dengan baik dan benar.
Penulis : M. Zacki P. Nasution
Editor : Bintang Prakasa
0 Comments