(Foto: ilustrasi frugal living/freepik) 

Marhaen, Jakarta - Pada 1992 di Amerika Serikat muncul sebuah gerakan yang bernama Financial Independence Retire Early (FIRE) menggagas suatu metode terkait cara kemandirian finansial saat pensiun. Gerakan tersebut dibukukan oleh ahli finansial bernama Vicki Robin dan Joe Domingues. 

Selanjutnya pada tahun 2007 tepatnya setelah krisis ekonomi global di Amerika Serikat dan masyarakat dituntut untuk dapat bertahan hidup dengan pengeluaran seminimal mungkin. Kemudian gerakan FIRE semakin populer dan dikembangkan menjadi gaya hidup frugal living

Frugal living merupakan konsep di mana seseorang dalam mengalokasikan dananya memiliki banyak pertimbangan serta analisis yang baik dan disertai pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas. Dapat dikatakan menjalankan gaya hidup tersebut adalah menekankan kesadaran saat mengeluarkan uang dan berfokus pada prioritas, berikut beberapa tips untuk memulai frugal living:


1. Membedakan Kebutuhan dan Keinginan 

(Foto: ilustrasi membedakan kebutuhan dan keinginan/freepik)

Jika ingin menerapkan frugal living diharapkan dapat mengetahui dan memilah pengeluaran untuk kebutuhan dan keinginan hal tersebut berdampak saat sudah mulai menabung dan bertujuan untuk kita dapat lebih memprioritaskan kebutuhan terlebih dahulu. 

2. Menyimpan Struk Belanja 

(Foto: ilustrasi menyimpan struk belanja/freepik)

Simpan semua struk belanja agar kita lebih mudah melacak pengeluaran secara nyata, kegiatan tersebut dapat membantu untuk memantau dan mengelola semua pengeluaran belanja dalam satu tempat. 

3. Reduce, Reuse, Recycle 

(Foto: ilustrasi menggunakan barang bekas/freepik)

Memanfaatkan barang-barang bekas dengan mengolahnya untuk digunakan kembali, cara tersebut bertujuan agar kita mengoptimalkan barang yang ada dan tidak melakukan pengeluaran berlebih.

Menurut Deborah Taylor-Hough dalam bukunya yang berjudul Frugal Living for Dummies, ia menjelaskan bahwa gaya hidup frugal living merupakan pilihan orang yang menerapkannya hal ini berbeda dari kemiskinan atau pelit. Dengan menerapkan gaya hidup tersebut dapat berdampak positif terhadap diri kita sendiri, diantaranya adalah:

1. Menjadi Pribadi yang Lebih Kreatif 

(Foto: ilustrasi menjadi pribadi yang kreatif/freepik)

Jika sudah mulai membiasakan diri melakukan frugal living, tanpa disadari kita akan menjadi lebih kreatif sebab dengan menerapkan gaya tersebut akan mengoptimalkan setiap barang yang ada untuk dapat diolah kembali. 

2. Mencapai Tujuan Jangka Panjang

(Foto: ilustrasi mencapai tujuan jangka panjang/freepik)

Dengan menerapkan frugal living kita dapat mencapai tujuan-tujuan jangka panjang yang kita impikan, sebab dengan gaya hidup tersebut dibiasakan menjadi pribadi bijak dalam perihal pengeluaran. Seperti, lebih mementingkan hal-hal yang menjadi prioritas lebih dulu. 

3. Menjauhkan dari Jerat Hutang Piutang

(Foto: ilustrasi bebas dari jeratan hutang/freepik)

Jika sudah menerapkan gaya hidup frugal living hal tersebut dapat menjauhkan kita dari jeratan hutang, dikarenakan dengan hidup cermat dan mempertimbangkan setiap pengeluaran yang sudah terbiasa dilakukan para pelaku gaya hidup tersebut 

Akan tetapi, frugal living harus dilakukan sesuai kemampuan dalam diri kita masing-masing. Apabila kita memaksakan hal tersebut hanya untuk tak mau ketinggalan tren semata, hal itu menjadi berdampak negatif pada diri kita sendiri, beberapa contohnya adalah:

1. Kehilangan Kesempatan Untuk Bersosialisasi

(Foto: ilustrasi kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi/freepik)

Saat seseorang menerapkan frugal living, biasanya mereka cenderung membatasi dirinya untuk berkumpul bersama rekan-rekannya. Karena menurutnya hal tersebut membuat mereka harus mengeluarkan uang lebih dan menjadi pribadi yang lebih boros. 

2. Rentan Terhadap Stres

(Foto: ilustrasi rentan terhadap stres/freepik)

Dengan membatasi diri untuk berhemat, mengakibatkan para pelaku frugal living lebih rentan mengalami stres. Karena ada saja tantangan dan godaan yang dihadapi, contohnya adalah godaan melihat potongan harga pada suatu barang ataupun sekedar membeli suatu untuk bersenang-senang. 

3.Masalah Kesehatan Fisik Jangka Panjang 

(Foto: ilustrasi masalah kesehatan/freepik)

Dengan menerapkan gaya hidup tersebut secara berlebihan mengakibatkan mereka mengabaikan pengeluaran untuk membeli makanan yang berkualitas tinggi ataupun membeli vitamin-vitamin untuk menunjang kesehatannya. 

Oleh karena itu, gaya hidup hemat tersebut harus dijalankan sesuai kondisi dan keadaan yang kita alami. Jangan memaksakan untuk mempraktikkan frugal living demi membeli barang-barang mewah dan mahal ataupun hanya sekedar mengikuti tren belaka. 



Penulis: Bintang Prakasa 

Editor: Na'ilah Panrita Hartono