(Foto: Ilustrasi Mahasiswa UBK Kebingungan Cari Tempat Fotokopi/Faras) 

Marhaen, Jakarta - Ketiadaan koperasi fotokopi di Universitas Bung Karno (UBK) menjadi permasalahan yang belum terselesaikan hingga saat ini, padahal mahasiswa sangat membutuhkan untuk menunjang keperluan perkuliahan.

Menurut Aceng, mahasiswa Teknik Sipil semester 3, keberadaan koperasi fotokopi itu penting karena sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan kuliah dengan harga yang terjangkau. 

“Kalo ada fotokopi di dalam kampus menjadi wadah atau tempat, untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa ataupun tugas-tugasnya terpenuhi tetapi dengan harga yang terjangkau,” ucapnya.

Hal serupa juga disampaikan Fira, mahasiswa Ilmu Politik semester 7, ia merasa kesulitan dengan tidak adanya fotokopi karena saat ini sedang mengajukan magang dan membutuhkan banyak dokumen yang harus diurus dan dicetak. 

“Kita mau fotokopi ataupun mengurus-urus berkas dan ketika saat ini aku mengajukan magang dari pihak sekretariat kampus harus memerlukan fotokopi, sekarang juga itu sangat dibutuhkan mahasiswa baru yang ingin fotokopi,” tuturnya. Senin (15/09/2025). 

Tidak adanya keberadaan koperasi fotokopi di UBK sudah sejak lama dikeluhkan karena menyulitkan para mahasiswa. Mulai dari jaraknya yang cukup jauh dari kampus, sehingga untuk ke tempat fotokopi harus berjalan kaki ke arah stasiun Cikini, karena banyak mahasiswa UBK yang tidak membawa kendaraan pribadi tetapi menggunakan transportasi umum.

“Kita sebagai mahasiswa belum semua memiliki kendaraan motor, kita sebagai mahasiswa terbebani,” keluh Putra, mahasiswa Hukum semester 5. Senin (15/09/2025).

Tempat Fotokopi yang jaraknya paling dekat dengan kampus hanya satu, hingga kini masih menjadi langganan mahasiswa UBK. Karena tidak ada pilihan tempat lagi, antrean panjang sering terjadi sehingga sangat memakan waktu.

Bahkan Putra harus mendapatkan nilai yang kurang bagus karena informasi terbaru terkait tugasnya dadakan, hal tersebut membuatnya terburu-buru mencetak dokumen hingga terjadi kesalahan. Ketika ingin kembali ke tempat fotokopi untuk memperbaiki dokumen, ternyata waktunya tinggal sedikit lagi karena tugas harus segera dikumpulkan.

“Pernah kejadian waktu itu salah print karena dosen dadakan ngasih infonya harus memakai logo dan itu deadline udah mepet, jadi ketinggalan untuk mengumpulkan tugas akibatnya mendapatkan nilai yang kurang bagus gara-gara hal itu,” tambahnya.

Jika kampus menyediakan koperasi fotokopi, mahasiswa UBK tidak perlu lagi harus jalan atau mencari fotokopi di luar kampus. Koperasi tersebut dapat menyediakan kebutuhan mahasiswa, seperti Alat Tulis Kantor (ATK) dan perlengkapan kampus lainnya.

Pihak kampus juga bisa bekerja sama dengan mahasiswa untuk mengelola koperasi fotokopi secara bersama, agar tahu kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dan bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa UBK.

“Sebenarnya pihak kampus menjadi pendukung dan mahasiswanya sebagai pelaksana yang menjalankan roda koperasi tersebut. Kampus yang menyediakan anggaran, fasilitas maupun tempat,” ujar Aceng, mahasiswa Teknik Sipil. Selasa (16/09/2025).

Mahasiswa UBK berharap pihak kampus segera merespons terkait koperasi fotokopi, agar dapat memudahkan mereka dalam menyelesaikan tugas kuliah.

Penulis telah berupaya menghubungi pihak kampus yaitu Wakil Rektor III untuk menanggapi permasalahan ini, upaya dilakukan mulai dari tanggal 16 September 2025 namun hingga tulisan ini diterbitkan belum ada respons. 




Penulis: Farassiyna Zhybyan

Editor: Reysa Aura P.